Rabu, 01 Desember 2010

MACAM-MACAM ANAK

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الذي وفق للـطاعة والعبادة. احمده سبحـانه واشـكره. والشكر طريق الزيادة.
 أشهد ان لآ اله إلا الله وحده لا شريك له, حفظ العقول من الزيغ و الضـلال.
وأشهد أن سيدنا ونبينا محمدا عبده ورسوله دعا الى التوحيد وحذر من الدجل والخرفات.
اللـهم صل وسلم وبارك على سيدنا ومولانا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين. أما بعد:     
فيآأيها النهاس: اوصيكم ونفسي بتقوى الله عز وجل. واتقواالله حق تقاته ولاتموتن إلا وأنتم مسلمون.
أعوذ بالله من الشيطان الجيم, بسم الله الرحمن الرحيم:
زين للناس حب الشهوت من النـسآء والبنين والقنطير المقنطرة من الذهب والفضة والخيل المسومة والأنعام والحرث, ذلك متاع الحيوة الدنيا والله عنده حسن المآب. صدق الله العظيم


Hadirin, jama’ah Shalat Jum’at Rohimakumullah.
Melalui mimbar yang mulia ini saya berwasiat kepada diri saya khususnya dan kepada jamaa’ah untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. kapanpun dan di manapun kita berada. Taqwa dengan makna yang sebenarnya yaitu dengan melaksanakan segala bentuk perintah-Nya dan dengan menjauhi sejauh-jauhnya segala macam larangan-Nya.
            Hadirin, Jama’ah Juma’t yang dimuliakan Allah ….
            Salah satu naluri (fithrah) yang diberikan oleh Allah kepada manusia (bahkan kepada seluruh makhluk-Nya) adalah bahwa seluruh manusia pasti ingin mempunyai anak dan pasti pula sayang dan cinta pada anak-anaknya. Sehingga pada minggu-minggu ini para orang tua (terutama yang memiliki anak) tengah disibukkan dengan memasukkan anak-anaknya, putra-putrinya ke lembaga pendidikan atau ke sekolah. Bagi yang sudah lulus MI atau SD dilanjutkan ke MTs atau ke SMP, bagi yang sudah lulus MTs atau SMP dilanjutkan ke MA atau SMA, dan bagi yang sudah selesai MA atau SMA akan dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Perg. Tinggi. Kesemuanya itu dilakukan oleh para orang tua paling sedikit didasari oleh dua alasan:
  1. Sebagai rasa cinta dan sayang orang tua kepada anaknya. Hal ini sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah dlm QS. Ali Imran ayat 14.

  1. Sebagai orang tua pasti menginginkan kehidupan anaknya nanti lebih baik dari yang di alami oleh orang tuanya baik secara materi maupun secara keilmuan.

Di dalam Al Quran, Allah mengelompokkan anak itu ke dalam 3 macam kelompok.
1. Di dalam QS. Al Anfal; 28 disebutkan bahwa anak itu bisa sebagai sebuah cobaan.
واعلموا أنمآأموالكم وأولادكم فتنة وأن الله عنده أجر عظيم
        Artinya:
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
            Menurut ayat di atas bahwa anak yang kita sayangi, anak yang kita cintai, yang kita pelihara dengan susah payah, dengan cucuran keringat ternyata dapat menjadi sebuah fitnah (sebuah cobaan) bagi orang tua yang memeliharanya atau bahkan bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Sebaik apapun nama dan kedudukan orang tua, apakah dia sebagai guru, sebagai pedagang, sebagai pengusaha, sebagai tokoh masyarakat, sebagai pejabat negara dari yang tertinggi sampai yang terendah atau bahkan sebagai kyai sekalipun, jika memiliki anak yang rusak moralnya, rusak akhlaknya, rusak agamanya, maka orangtuanya pun akan terbawa rusak akan tercemar di mata masyarakat disebabkan oleh perilaku anaknya tersebut.

2. Di dalam QS. At Taghabun; 14 disebutkan bahwa anak itu bisa menjadi musuh bagi orang tua.
يآايهاالذين امنوا إن من أزواجكم وأولادكم عدوا لكم فاحذروكم
                Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka
            Ketika orang tua memiliki anak yang rusak moralnya, rusak akhlaknya, rusak agamanya maka ketika itulah anak itu akan menjadi musuh bagi orang tuanya. Seperti yang terjadi pada Nabiyallah Nuh As terhadap anaknya yang tidak mau mengikuti ajarannya.

3. Di dalam QS. Al Furqan; 74 disebutkan bahwa anak dapat menjadi penyejuk hati dan pelipur lara.
والذين يقولون ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما
Artinya:
Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
                Anak yang Qurrata a’yun adalah seorang anak yang apabila kita memandangnya maka gembiralah perasaan di hati yang memandangnya. Anak yang seperti inilah yang dalam istilah hadits disebut sebagai waladun sholeh, anak yang baik. Dan kita semua pasti sepakat bahwa kita menginginkan anak-anak kita dan keturunan kita menjadi anak-anak yang baik. Baik di mata Allah dan baik pula di mata manusia. Anak seperti inilah yang diharapkan dapat menjadi generasi penerus untuk menegakkan nilai-nilai aqidah, nilai-nilai Islam di masa yang akan datang.
Hadirin, Jama’ah Juma’t yang dimuliakan Allah ….
            Bagaimanakah cara orang tua dalam membina anak-anaknya agar menjadi anak yang soleh? Agar menjadi anak yang Qurrata a’yun? Anak yang dapat menjadi perhiasan yang bernilai? Dalam hal ini, Islam memberikan lima prinsip yang perlu dipegang teguh oleh para orang tua dalam pelaksanaan pendidikan anak di dalam lingkungan keluarga.
1. تخيروا لنطفكم (pilihlah lahan yang strategis bagi penyaluran nuthfahmu) atau dalam kata lain untuk menjadikan seorang wanita sebagai istri, pilihlah wanita yang baik, wanita yang taat menjalankan ajaran agama Islam. Mengapa demikian? Jawabnya adalah karena wanita atau ibu itulah yang nantinya akan sangat berperan dalam mendidik anak-anak dalam lingkungan keluarga. Ibu adalah Madrasatul Ula (sekolah pertama) bagi kehidupan anak. Bagaimana mungkin anak akan menjadi anak yang shaleh , anak yang baik kalau pendidikan pertamanya saja sudah tidak shaleh.
2. تـهيئة الجو للنشـأة الصالحة ( mencipatakan suasana yang Islami bagi pertumbuhan anak).
Dalam hal ini Imam Ghazali mengatakan “ Seorang anak meruapakan amanat di sisi orang tuanya. Hatinya suci dan bening. Jika ia dibiasakan dengan kebaikan dan diajarkan kepadanya sifat-sifat baik maka ia akan tumbuh dan bahagia di dunia dan akhirat.”

Dalam sebuah syair arab dikatakan:
وينشـأناشئ الفتيان منا – على ماكان عوده ابواه
وماران الفتى بحجى ولـكن – يعوده التدين اقربوه
Artinya: Generasi muda kita akan tumbuh dan berkembang sesuai apa yang dibiasakan oleh kedua orang tuanya. Mereka tidak hidup dengan akal semata, tetapi dengan keberagamaannya. Maka dekatkanlah mereka kepada agama.
3. القـدوة (memberi teladan yang baik)
            Orang tua merupakan contoh yang utama bagi anak-anaknya. Segala tindakan orang tua akan di amati dan ditiru oleh anaknya. Bagaimana mungkin anak akan mau belajar di rumah sedangkan orang tuanya sibuk menonton sinetron? Bagaimana mungkin anak akan mau mengaji Al Quran sementara orang tuanya asyik dengan acara hiburan. Bagaimana mungkin anak akan mau melakukan shalat sementara orangtuanya tidak pernah melakukan shalat? Oleh karena itu kita sebagai orang tua  harus mampu memberi contoh dan teladan yang baik bagi anak-anak kita.
4. المراقبة والمحاسبة (melakukan pengawasan)
            Orang tua harus berusaha mengawasi kegiatan anaknya. Bagaiana si anak belajar? Bagaimana si anak bermain? Dan dengan siapa dia berteman? Karena bagaimanapun teman bermain itu sangat berpengaruh terhadap sikap dan perbuatan si anak. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asakir dinyatakan:
إياك وقرين السوء فإنك به تعرف
Artinya: Hindari teman yang jahat. Karena sesungguhnya kamu akan dikenal seperti dia.
5. التبعة (bertanggung jawab)
            Sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab orang tua terhadap anaknya adalah dengan memegang prinsip-prinsip pendidikan, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Keberhasilan proses pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan semata. Akan tetapi keberhasilan pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Yaitu tanggungjawab orang tua (keluarga), masyarakat, dan sekolah.
Dalam ilmu pendidikan dikenal istilah Trilogi Pendidikan, yaitu orang tua, sekolah dan masyarakat. Ketiga unsur ini harus berjalan secara sinergis, secara berkesinambungan secara kompak. Karena tidak akan berhasil secara optimal suatu proses pendidikan di sekolah jika proses pendidikan di dalam keluarga atau di masyarakat tidak mendukung.
Hadirin, Jama’ah Juma’t yang dimuliakan Allah ….
Oleh karena itu marilah kita berusaha dengan sekuat tenaga dan fikiran dalam membimbing dan mendidik anak-anak kita sambil terus berdo’a kepada Allah Swt agar anak-anak kita kelak menjadi anak yang Qurrata a’yun, anak yang sholeh, anak yang taat dan patuh menjalankan ajaran Islam sehingga dapat menjadi generasi penerus yang ideal dan berkualitas  baik dalam segi keimanan, keilmuan, dan pengamalannya. Amin.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم, بسم الله الرحمن الرحيم: وليخش الذين لوتركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقوا الله وليقولوا قولا سديدا
Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
بارك الله لي ولكم فى القرآن الكريم, ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكرالحكيم, وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هوالسميع العليم. أقول قولي هذا وأستغفرالله العظيم لي ولكم, ولسـآئر المسلمين والمسلمات, والمؤمنين والمؤمنات, فاستغفروه! إنه هوالغفور الرحيم.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar