بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي جعل رمضان سيد الشهور, الذي انزل فيه القرآن. فعظم قدره بذالك ورفعه, وأجـزل فيه الإحسـان بفتح الجنان. أشهد ان لآ اله إلا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن سيدنا ونبينا محمدا عبده ورسوله, بما يرخى ربه قد قام وصام رمضان خالصا لوجه الله حير صيام.
اللـهم صل وسلم وبارك على سيدنا ومولانا محمد وعلى آله وأصحابه الذين أراد الله لهم الهداية فشرح صدورهم للإسـلام أسكنهم الله فسيح الجنان. أما بعد:
فيآأيها الناس: اوصيكم ونفسي بتقوى الله عز وجل. واتقواالله حق تقاته ولاتموتن إلا وأنتم مسلمون.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم, بسم الله الرحمن الرحيم:
يآايهاالذين ءامنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
Melalui mimbar yang mulia ini saya berwasiat kepada diri saya khususnya dan kepada jamaa’ah untuk selalu memperbaharui serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Yaitu dengan jalan melaksanakan berbagai perintah-Nya dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya.
Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah ….
Kesempatan shalat Jum’at pada hari ini adalah satu kesempatan yang istimewa karena hari ini adalah Jum’at terakhir dalam hitungan bulan Sya’ban 1428 H. yang berarti hari Jum’at yang akan datang Insya Allah kita sudah berada di bulan suci Ramadhan. Sudah semestinya kita bergembira karena (dengan izin Allah) Insya Allah kita akan dipertemukan dengan bulan yang di dalamnya terdapat Rahmat, Maghfirah, dan ‘Itqun minannar. Serta bulan yang diistimewakan dengan Lailatul Qadr yang bernilai sebanding dengan seribu bulan.
Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah ….
Jika kita berbicara tentang perintah puasa ternyata bukan hanya berbicara tentang agama Islam saja melainkan kita akan berbicara tentang agama sebelum Islam.
Ayat Al Quran yang terdapat di dalam surat Al Baqarah ayat 183 di atas dengan tegas menyatakan bahwa puasa merupakan ibadah universal (menyeluruh) yang diperintahkan Allah Swt. kepada seluruh agama langit (samawi) yang pernah hadir di muka bumi ini. Hal ini ditandai dengan kalimat كما كتب على الذين من قبلكم . Maka tidaklah mengherankan jika puasa telah dipraktekkan oleh manusia sepanjang sejarah peradabannya, terlepas dari tata cara dan tujuan pelaksanaannya.
Dalam aliran filsafat Romawi Kuno puasa merupakan salah satu jalan untuk meraih kembali sifat primordial manusia. Bagi agama Hindu puasa merupakan keharusan untuk memasuki satu upacara keagamaan. Bagi agama klasik Cina puasa dikenal dengan istilah Chai (ritual puasa fisik) yang kemudian disempurnakan oleh aliran Taoisme yang dikenal dengan istilah Hsin Chai (puasa fisik dan jiwa). Begitupun kepada umat Yahudi dan Nasrani diwajibkan kepada mereka untuk berpuasa pada bulan Ramadhan tetapi mereka mengganti waktu puasa tersebut ke dalam bulan Rb. Awwal dan Rb. Tsani dikarenakan pada bulan Ramadhan cuaca sangat panas. Dan bagi kita umat Islam puasa Ramadhan tentunya merupakan salah satu bentuk ketataan kita kepada Allah Swt.
Pertanyaan yang relevan kita ajukan adalah, mengapa Allah Swt memerintahkan puasa kepada seluruh umat manusia? Jawabannya adalah karena di dalam puasa (khususnya puasa Ramadhan) banyak terkandung manfaat dan pelajaran yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah ….
Pada kesempatan yang singkat ini saya tidak akan membahas puasa tidak dari aspek Fikih Ibadanya akan tetapi saya akan membahasnya dari segi Fikih Sosialnya
Beberapa manfaat dan pelajaran yang dapat kita ambil dari ibadah puasa Ramadhan:
- Puasa merupakan tanda syukur seorang hamba kepada Allah Swt. atas berbagai nikmat yang telah diberikan-Nya. Nikmat diberi hidup dengan segala perbekalannya, nimat sehat jasmani dan rohani, dan yang paling berharga adalah nikmat iman dan nikmat Islam. Kita tidak akan pernah dapat menghitung jumlah nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita.
وءاتاكم من كل ماسألتموه,وإن تعدوا نعمت الله لاتحصوها إن الإنسان لظلوم كفار
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkaan kepadaNya. Dan jika kamu akan menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah) (QS. Ibrahim : 34)
Syukur kepada Allah bukan hanya mengucapkan Alhamdulillah. Akan tetapi makna syukur yang sebenarnya adalah menggunakan dan memanfaatkan segala apa yang diberikan oleh Allah untuk jalan yang diridhoi Allah.
- Puasa disyari’atkan oleh Allah Swt. bertujuan untuk melatih diri manusia agar memiliki kemampuan untuk dapat mengendalikan diri dan hawa nafsunya. Drama dikeluarkannya Nabi Adam As. dari surga dilatarbelakangi oleh ketidakmampuan Nabi Adam As. dalam mengendalikan nafsu kemanusiaannya (basyariahnya).
فوسوس اليه الشيطان فقال يآادم هل أدلك على شجرة الخلد وملك لا يبلى
“ Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata : “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi (keabadian) dan kerajaan yang tidak akan binasa? ”. (QS. At Taubah; 120)
Pesan inti dari ayat di atas adalah bahwa orang yang tidak mampu mengendalikan dirinya dari godaan hawa nafsu duniawi (kecenderungan subjektif materialis) akan mengalami kejatuhan moral spiritual. Kemampuan mengendalikan hawa nafsu itu tidak hanya dituntut pada bulan Ramadhan saja melainkan juga pada bulan-bulan yang lainnya. Sering kita saksikan disekitar kita disebabkan oleh harta dan kekayaan manusia saling bermusuhan, karena jabatan dan kekuasaan manusia saling menghina dan bahkan ada yang sampai saling membunuh. Sebabnya adalah karena manusia seringkali didominasi oleh sifat rakus, tamak dan tidak mau kehilangan fasilitas yang dimilikinya, serta tidak berhasil mengendalikan hawa nafsunya.
- Di bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk tidak hanya meningkatkan kesalehan individu kita kepada Allah Swt. (Hablumminallah) tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah meningkatkan kualiatas dan kuantitas kesalehan sosial kita (hablumminannas). Kita harus sadar bahwa prestasi spiritual (kedekatan kita dengan Allah) hanya dapat diraih jika kita memiliki prestasi sosial (hubungan yang baik kepada sesama manusia) yang kita persembahkan hanya kepada Allah Swt.
Seringkali orang berjuang mati-matian untuk memperoleh karcis ke surga. Shalatnya tidak pernah ditinggalkan begitu juga dengan haji setiap tahun selalu dilaksanakan. Setiap majlis dzikir selalu diikutinya. Tidak sedikit air mata yang dikucurkannya. Namun pada akhirnya ia tidak mendapatkan surga itu meski ia telah memiliki karcisnya.
Mengapa demikian? Jawabannya adalah karena ia tidak memegang kunci surga. Kunci surga itu berada di sekitar anak yatim, fakir miskin, anak-anak yang putus sekolah karena tidak punya biaya, orang-orang yang terkapar sakit, dan orang-orang yang tidak berdaya.
Rasulullah mengatakan, ambillah kunci surga disekitar mereka. Caranya adalah dengan menjadikan mereka kembali menjadi manusia yang hidup layak. Oleh sebab itu bulan Ramadhan tidak boleh membuat kita asyik dengan kenikmatan spiritual sendiri sehingga mengabaikan orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita.
أرءيت الذي يكذب بالدين فذلك الذي يدع اليتيم ولايحض على طعام المسكين
Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah ….
Kita berharap semoga puasa Ramadhan yang sebentar lagi akan kita laksananakan akan dapat membawa kita semua menuju kepada tujuan puncak dari puasa itu sendiri yaitu manusia yang taqwa. Manusia taqwa adalah manusia yang memiliki kesiapan untuk tunduk dan patuh pada segala tata tertib dan aturan Allah Swt. Manusia taqwa adalah manusia yang selalu mawas diri dan menjaga dirinya dari perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt.
Di dalam surat Al Baqarah ayat 177 sedikitnya ada 3 karakter dasar tentang manusia taqwa. Pertama, mereka memiliki keyakinan dan keimanan yang tangguh. Kedua, memiliki kepedulian dan sensitivitas terhadap penderitaan anak yatim, orang miskin, dan orang yang membutuhkan bantuan. Ketiga, memiliki komitmen untuk menegakkan ajaran Islam baik dalam dimensi ibadah Mahdah (Hablumminallah) maupun dalam dimensi ibadah sosial (Hablumminannas).
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم, بسم الله الرحمن الرحيم:
شهر رمضان الذي أنزل فيه القراءن هدى للناس وبينت من الهدى والفرقان
Tidak ada komentar:
Posting Komentar